JAKARTA/JKI – Fenomena gerhana bulan total (GBT) kembali menghiasi langit Indonesia, termasuk Jakarta, Minggu malam (7/9/2025). Peristiwa ini terjadi ketika bumi berada tepat di antara matahari dan bulan, sehingga cahaya matahari terhalang sepenuhnya oleh bumi.
Secara ilmiah, GBT berlangsung ketika bulan masuk sepenuhnya ke dalam bayangan umbra bumi. Namun, bukannya lenyap, bulan justru tampak berwarna kemerahan. Warna ini muncul akibat pembiasan cahaya matahari oleh atmosfer bumi yang masih menyaring sinar dengan panjang gelombang merah. Fenomena tersebut sering disebut sebagai “blood moon”.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN/BRIN) menjelaskan, gerhana bulan total memiliki nilai ilmiah penting. Selain menjadi ajang edukasi publik tentang mekanisme tata surya, gerhana juga dapat dimanfaatkan untuk penelitian atmosfer bumi, khususnya distribusi partikel debu dan polusi yang memengaruhi intensitas warna merah pada bulan.
Durasi gerhana kali ini berlangsung hampir tiga jam, dengan fase total sekitar satu jam. Di beberapa kota besar, masyarakat memanfaatkan momen langka ini dengan menggelar pengamatan bersama, baik secara langsung maupun melalui siaran daring observatorium.
Fenomena seperti ini diperkirakan baru akan terulang beberapa tahun ke depan, sehingga wajar bila setiap peristiwa gerhana total selalu menjadi sorotan warga sekaligus komunitas astronomi.[Rahma]