JOKYAKARTA |JEJAKKASUSINDONESIANEWS.COM-Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mengajak seluruh masyarakat untuk mengheningkan cipta dan mendoakan Anggit Bima Wicaksana, anggota Tim Ekspedisi Patriot (TEP) yang wafat dalam tugas di kawasan transmigrasi Bomberey, Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Mari kita doakan almarhum Anggit Bima Wicaksana mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT,” ujar Viva Yoga dalam talkshow bertajuk “Jogja Transmigrasi Run” di Kota Yogyakarta, Sabtu (25/10/2025).
Almarhum Anggit Bima, lulusan IPB University, gugur saat menjalankan misi TEP yang merupakan bagian dari program strategis Kementerian Transmigrasi (Kementrans). Atas dedikasinya, Rektor IPB menganugerahkan gelar kehormatan Sarjana Pertanian (S.P.) kepada almarhum.
Dedikasi dan Peran Strategis TEP
Dalam kesempatan itu, Viva Yoga menjelaskan bahwa Tim Ekspedisi Patriot terdiri atas 2.000 anggota yang disebar ke 154 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia. Mereka berasal dari berbagai kalangan akademisi, meliputi 42 guru besar, 358 doktor, 846 sarjana, dan 754 mahasiswa.
“Mereka bertugas melakukan riset, pemetaan ekonomi, dan menemukan model kelembagaan ekonomi yang cocok untuk kawasan transmigrasi,” jelasnya.
Hasil kerja TEP nantinya akan menjadi rekomendasi utama bagi program lanjutan Transmigrasi Patriot, yang melibatkan mahasiswa S2 dan S3 penerima beasiswa sebanyak 1.000 orang.
Kolaborasi Kementerian dan Perguruan Tinggi
Viva Yoga menegaskan bahwa keberhasilan program transmigrasi sangat bergantung pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Karena itu, Kementrans menggandeng berbagai perguruan tinggi ternama seperti UI, UGM, ITB, IPB, Universitas Padjadjaran, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, serta 17 perguruan tinggi daerah lainnya.
“Dengan SDM unggul, kita optimis akan terjadi percepatan pertumbuhan ekonomi kawasan transmigrasi yang berkontribusi pada ekonomi nasional,” ujar mantan Anggota Komisi IV DPR RI tersebut.
Paradigma Baru Transmigrasi
Kementerian Transmigrasi kini mengusung paradigma baru, yaitu tidak hanya memindahkan penduduk dari wilayah padat ke wilayah longgar, tetapi juga memastikan peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup transmigran.
Menurut Viva Yoga, program transmigrasi menjadi bagian penting dari amanat Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan masyarakat sejahtera dan memperkuat ikatan kebangsaan.
“Melalui reforma agraria dan pemberian lahan 1 hingga 2 hektare, transmigran didorong untuk mandiri secara ekonomi. Dari sinilah kesejahteraan bisa tumbuh,” ungkapnya.
Dukung Swasembada Pangan dan Persatuan Bangsa
Lebih lanjut, Viva Yoga menuturkan bahwa kawasan transmigrasi kini juga diarahkan menjadi sentra pertanian nasional, khususnya tanaman pangan seperti padi, guna mendukung program swasembada pangan yang menjadi prioritas Presiden Prabowo.
Selain itu, perpindahan penduduk antarwilayah juga diharapkan memperkuat akulturasi budaya dan persatuan bangsa.
“Dari keberagaman inilah terbentuk ikatan kebangsaan yang kuat,” tutupnya.
Laporan: Yogie PS

 
  
					






 
						 
						 
						 
						 
						