Subang / Jejakkasusindobesianews.com– Aktivitas galian C ilegal kembali marak di Kabupaten Subang. Kegiatan tambang tanpa izin ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga memperparah kondisi infrastruktur dan menimbulkan keresahan masyarakat. Ironisnya, praktik haram ini diduga kuat mendapat “payung lindung” dari seorang tokoh publik sekaligus mantan politisi berinisial GM.
Berdasarkan penelusuran di lapangan, GM disebut-sebut kerap mengendalikan sejumlah aktivitas galian ilegal di wilayah Purwadadi, Cikaum, hingga Pagaden. Kini, sasaran barunya mengarah ke Desa Wanasari, Kecamatan Cipunagara.
Terlihat jelas aktivitas alat berat dan truk pengangkut material tanah urug bebas keluar masuk lokasi tambang tanpa pengawasan. Aktivitas bahkan berlangsung hingga larut malam, meninggalkan jejak kerusakan berupa jalan desa hancur, tanaman tebu milik warga rusak, debu beterbangan ke rumah-rumah, serta bising mesin yang mengganggu istirahat warga.
“Kegiatan galian ilegal ini sering berjalan setelah Magrib sampai tengah malam. Sudah sering kami laporkan ke Kades maupun Camat, tapi seperti ada yang ‘main mata’. Entah kenapa sudah jelas-jelas warga resah, tapi masih dibiarkan,” tegas Rahmat, tokoh masyarakat setempat.
Rahmat juga mengingatkan komitmen Bupati Subang terkait penertiban galian C ilegal. Ia menegaskan, bila aparat penegak hukum (APH) maupun Pemkab Subang terus menutup mata, pihaknya akan melaporkan langsung kasus ini ke KDM dan pimpinan pusat.
“Selain kerusakan infrastruktur, dampak lingkungan pun tidak kalah serius. Lubang-lubang bekas galian dibiarkan menganga tanpa reklamasi, mengancam keselamatan warga sekaligus memicu potensi bencana seperti banjir dan longsor.
Aktivis lingkungan dan pegiat antikorupsi pun bersuara lantang.
“Jika benar ada keterlibatan oknum tersebut, harus ditindak tegas. Jangan sampai rakyat kecil jadi korban keserakahan. Lingkungan rusak, warga menderita,” ujar seorang aktivis LSM lokal.
Hingga berita ini diturunkan, aparat kepolisian maupun Pemkab Subang belum juga mengambil langkah konkret. Dugaan keterlibatan oknum GM masih menjadi tanda tanya besar, sementara kerugian masyarakat terus bertambah.
(Tim &Red)