Jakarta |Jejakkasusindonesianews.com-Isu dugaan keterlibatan Prof. Dr. H. Paiman Raharjo, M.Si. dalam polemik ijazah Presiden Joko Widodo kembali mencuat. Nama Prof. Paiman disebut-sebut oleh mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo dalam narasi yang menyinggung keaslian ijazah Presiden RI.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Paiman akhirnya memberikan klarifikasi dalam wawancara eksklusif bersama Kepala Perwakilan Jawa Tengah Berita Istana, Vio Sari.
“Hal pertama yang ingin saya sampaikan adalah rasa keprihatinan sekaligus kekaguman terhadap dinamika yang terjadi. Banyak respons dari mahasiswa, kolega, dan pimpinan. Namun sayangnya, isu ini berkembang tidak sehat dan merugikan saya secara pribadi,” ujar Prof. Paiman.
Ia mengaku, karier akademiknya sempat terganggu akibat polemik tersebut, termasuk pemindahan posisi dan tudingan bahwa ijazahnya palsu.
“Sebagai dosen dengan jabatan profesor, proses pengangkatan tidak sembarangan. Semuanya melewati tahapan ketat, mulai dari verifikasi ijazah, rekam jejak akademik, hingga evaluasi publikasi ilmiah,” tegasnya.
Prof. Paiman mempersilakan publik memverifikasi langsung riwayat pendidikannya melalui Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti). Ia menekankan bahwa semua data dapat diakses secara terbuka dan valid.
“Kalau ada yang bilang ijazah saya palsu, itu hanya omongan. Data resmi bisa dicek, dan itu sah. Saya tidak pernah menyembunyikan atau memalsukan riwayat pendidikan saya,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa seluruh dokumen pendidikan telah disampaikan ke Lembaga Riset dan Data Pendidikan (LRDP) dan lembaga terkait lainnya.
Tak hanya itu, Prof. Paiman turut membantah kabar yang menyebut dirinya masih beraktivitas di Pasar Pramuka hingga tahun 2017. Ia menjelaskan, aktivitasnya di lokasi tersebut sudah berakhir jauh sebelumnya.
“Saya pernah membuka jasa pengetikan dan bekerja sama dengan penyedia fotokopi di Pasar Pramuka dari 1997 hingga 2002. Setelah itu, saya tidak pernah lagi beraktivitas di sana. Kalau ada yang bilang sampai 2017, itu tidak benar,” tegasnya.
Prof. Paiman bahkan menantang pihak-pihak yang menyebarkan kabar tersebut untuk membuktikan klaim mereka secara langsung.
“Kalau ada yang bilang pernah lihat saya di sana tahun 2017, silakan hadirkan orangnya. Saya yakin tidak bisa. Banyak rekan lama saya di sana yang kini sudah tiada atau pulang kampung,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa seluruh riwayat hidup dan aktivitasnya terdokumentasi dengan baik dan dapat ditelusuri.
“Saya kira ini penting ditegaskan agar publik tidak mudah terhasut oleh opini yang tidak berdasar, apalagi yang bisa merusak integritas akademik seseorang,” pungkasnya.
Dengan klarifikasi ini, Prof. Paiman berharap masyarakat dapat memperoleh informasi yang objektif dan tidak terpengaruh oleh spekulasi yang belum terbukti kebenarannya.
Penulis: Vio Sari
Editor: Kang Adi