MOJOKERTO | Jejakkasusindonesianews.com-Kasus peluru nyasar yang sempat menghebohkan warga Dusun Muteran, Desa Wonodadi, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, akhirnya terbongkar. Fakta mengejutkan terungkap -peluru yang bersarang di dada seorang nenek berusia 93 tahun ternyata bukan tembakan liar, melainkan percobaan pembunuhan terencana oleh mantan menantunya sendiri!
Korban, Kayi (93), sebelumnya diduga terkena peluru nyasar dari senapan angin milik pemburu burung. Namun hasil penyelidikan mendalam Satreskrim Polres Mojokerto justru membuka tabir kelam di balik tragedi itu.
“Pelaku mengakui telah merencanakan pembunuhan terhadap korban yang merupakan mantan mertuanya,” tegas Kasat Reskrim Polres Mojokerto, AKP Fauzy Pratama, Jumat (10/10/2025).
Pelaku, Ajib (44), membeli senapan angin merk Benjamin Franklin kaliber 4,5 mm lengkap dengan peluru pada 1 Oktober 2025 seharga Rp170 ribu. Ia kemudian mengintai korban selama dua hari dari area persawahan.
Puncaknya, pada Jumat malam (3/10/2025) sekitar pukul 20.30 WIB, Ajib mengeksekusi niat jahatnya. Dari jarak sekitar 12 meter, ia membidik dada kiri korban yang sedang berjalan pulang dari rumah tetangga.
Tembakan pun dilepaskan -peluru menembus tubuh renta sang nenek.
Korban sempat sempoyongan namun tidak langsung tumbang. Panik, pelaku langsung kabur ke area persawahan dan membuang senapan beserta pelurunya ke ladang jagung untuk menghapus jejak.
“Beruntung nyawa korban berhasil diselamatkan, meski proyektil peluru masih tertanam di tubuhnya karena belum dapat dioperasi,” ungkap Fauzy.
Dari hasil pemeriksaan, motif pelaku dilandasi dendam dan sakit hati mendalam. Ajib merasa dihina dan tidak dihargai oleh mantan istrinya serta keluarga mertuanya setelah permintaan rujuknya ditolak berulang kali.
“Pelaku merasa tersinggung dan merencanakan pembunuhan karena sakit hati,” tambah Kasat Reskrim.
Kini Ajib harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa dendam dan emosi yang tidak terkendali bisa berubah menjadi tragedi mematikan – bahkan terhadap orang yang pernah menjadi bagian dari keluarga sendiri.(Fajar)