
SRAGEN ||Bakal berani tampil dipangung politik Pilkada atau pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Dwi Puji Astuti, SE berziarah ke makam leluhur sepuh yakni cikal bakal Bupati Pertama Sragen KRT Karto Wirjo, tepatnya di makam Pilangan Prampalan, Kecamatan Masaran dimana untuk mengenang perjuangan dan jasa tokoh terdahulu.
Pantauan awak media, pagi itu Kamis (4/7) sekitar pukul 10.00 WIB, sebelum mendaftar ke kantor DPC PAN dan DPC PKB, wanita muda yang akrab disapa Dwi tersebut beserta keluarga, beberapa kader dan relawannya melakukan ziarah ke makam orang nomor 1 yang terawal di Sragen.
Setelah itu besoknya mereka menuju dua sekretariat DPC untuk mendaftarkan pencalonannya biarpun disisi lain awalnya juga berwacana maju dijalur independen.
Ziarah yang dilakukan tampak sederhana namun penuh kekhusyukan dibalik keheningan pagi yang cerah itu. Hal itu dilakukan sekaligus bertepatan menjelang bulan suro, dimana yang dinilai sakral dan punya keyakinan tersendiri khususnya bagi orang jawa.

“Saya sadar diri sebagai rakyat biasa atau wong cilik, nawaitu niat saya baik bagi Sragen. Apapun yang terjadi pun siap, wong cilik sudah biasa berlumur kepahitan. Menang kalah hanya ada dibahasa manusia, tapi kebenaran sejati haq hanya milik-Nya. Rekan-rekan gausa khawatir, biarpun saya perempuan, soal jiwa dan mental tak kalah dengan pria,”” ungkapnya.
Sebelumnya, Dwi yang berniat menjadi bakal calon Bupati ini juga menemui beberapa tokoh politik dan sesepuh. Sekian dari yang dikunjungi yakni Dwi berjumpa khusus dengan mantan walikota Solo FX Rudi Widyatmoko.
Usai menggelar ziarah, Dwi dihadapan beberapa rekan yang ikut juga meminta, nantinya apapun yang terjadi kepada seluruh tim maupun relawannya agar tetap menjaga situasi keamanan, dan menciptakan nuansa Pilkada di Kabupaten Sragen yang kondusif damai.
Disela ritual ziarah itu Dwi juga menyentil sebuah harapan dan doa kedepannya, semoga seluruh poro pemangku utama yang ada, dengan kekayaan potensi sumber daya yang dimiliki Sragen ini untuk pembangunan diseluruh daerah dilakukan dengan seutuhnya maupun sungguh-sungguh, kemudian tidak ada sistem yang menjadikan masyarakat dan alam hanya sebagai objek saja, melainkan seluruhnya harus menjadi subjek.
“Mari kita buat pradigma baru menyangkut apa yang harus bisa dilakukan, seluruh potensi harus bisa jadi subjek atau pelaku. Bukan hanya potensi yang ada saja yang akan dikelola, namun yang tidak ada potensi sebelumnya akan kita munculkan potensinya untuk pembangunan daerah kedepan. Seluruh rakyat berhak ikut mengawasi,,” ujar dia.
Dalam lokasi yang sama, juru kunci makam yang sudah tua akrab dipanggil Mbah Surono itu saat diwawancarai awak media juga menerangkan soal kebenaran terkait makam sosok sesepuh Bupati pertama yang menjabat di wilayah Sragen itu.
Menurut Mbah Surono Bupati pertama Sragen KRT Karto Wirjo dari cerita turun temurun merupakan tokoh linuwih dan kejawen dari darah biru. Beberapa versi tentang kelinuwihan, ketokohan hingga sepak terjang dimasa kepemimpinannya patut dijadikan suri tauladan.
“” Eyang Karto Wiryo dulunya bukan orang sembarangan, banyak tatanan dimasanya membuat rakyat makmur. Beliau dari darah biru, keturunan dari keraton kasunanan Surokarto Hadiningrat, gelarnya juga Kanjeng Raden Tumenggung,”” terangnya.
Ditanya soal situasi selama ini perihal makam tersebut Mbah Surono juga menambahkan hanya beberapa pejabat khusus saja yang ziarah dimakam itu. Menurutnya, pada dasarnya banyak orang di Sragen sendiri yang tidak mengenal perjalanan sejarah Sragen yang sebenarnya, jadi wajar jika jarang terpublik.
“” Saya sampaikan dengan jujur, hingga saat ini dari semua tokoh di Sragen yang mau nyalon di Pilkada 2024 ya baru ini, ya mbak Dwi ini yang pziarah dimakam beliau, jadi ini yang pertama untuk sementara waktu. Saya bantu doa, semoga hajat mbak Dwi diijabahi dan diberikan anugerahi Sang Gusti.”” tutup Mbah Surono dalam mengakhiri acara ziarah tersebut . (Awi)