Jakarta || Jejakkasusindonesianews.com-Nilai tukar rupiah kembali terpuruk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Pada awal perdagangan Kamis pagi (17/7/2025), tekanan demi tekanan terus menghantam mata uang Garuda hingga ditutup melemah 35 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp16.332 per dolar AS.
Pelemahan tajam ini tak lepas dari meningkatnya permintaan terhadap aset-aset berbasis dolar yang dipicu oleh kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Di sisi lain, pasar juga diguncang oleh isu sensitif soal pemecatan Ketua The Fed, yang memicu gelombang ketidakpastian arah kebijakan moneter Negeri Paman Sam.
“Kondisi ini memicu aksi jual di pasar negara berkembang. Rupiah pun terkena imbas paling nyata,” ujar seorang analis pasar dari Jakarta, menyoroti besarnya tekanan eksternal yang kini membayangi perekonomian nasional.
Data Bloomberg yang dirilis pukul 09.40 WIB mencatat, indeks dolar AS turut menguat tipis 0,07 poin ke level 98,46, menambah tekanan terhadap sejumlah mata uang Asia, termasuk rupiah. Sehari sebelumnya, Rabu (16/7/2025), rupiah juga ditutup melemah 20,5 poin ke posisi Rp16.287 per dolar AS.
Fenomena ini tidak berdiri sendiri. Dalam laporan TradingView, disebutkan bahwa mayoritas mata uang Asia mengalami pelemahan akibat derasnya arus modal keluar dan kekhawatiran terhadap arah suku bunga AS di bawah potensi kepemimpinan baru The Fed.
Jika kondisi terus berlanjut, para ekonom menilai Bank Indonesia harus bersiap melakukan langkah intervensi guna menjaga stabilitas nilai tukar dan menahan dampak lanjutan terhadap inflasi serta daya beli masyarakat.
Dikutip dari Laman Harian7.com
Penulis : Supadi