Semarang-Jejakkasusindonesianews.com, Aroma ketidakberesan kembali menyeruak dari institusi penegak hukum. Kali ini, sorotan tajam mengarah ke Polsek Semarang Barat, yang dinilai lamban dan tidak transparan dalam menangani sebuah kasus yang menyita perhatian publik-yakni kasus yang melibatkan seorang bernama Paiman.
Sudah berbulan-bulan berlalu sejak laporan resmi diajukan, namun belum juga terlihat tanda-tanda kejelasan atau tindakan konkret dari aparat. Alih-alih menunjukkan progres, proses hukum justru stagnan, seolah ada “rem dalam” yang sengaja diinjak.
Warga dan pihak pelapor mulai mempertanyakan keseriusan Polsek Semarang Barat dalam menegakkan keadilan.
“Kami hanya ingin proses hukum berjalan adil dan terbuka. Tapi justru merasa dipermainkan. Respons lamban dari kepolisian membuat kami kehilangan kepercayaan,” ujar salah satu pelapor yang meminta identitasnya dirahasiakan.
“Saat dikonfirmasi, jawaban dari pihak Polsek Semarang Barat justru normatif dan tidak menjawab substansi. Tidak ada tenggat waktu yang pasti, tak tampak progres nyata-yang ada hanya rangkaian janji yang terus diulang-ulang.
Angger Suhodo, Redaktur Media Jejakkasusindonesianews.com, menyayangkan kondisi ini.
“Jika dibiarkan, ini bisa menjadi preseden buruk bagi institusi penegak hukum. Hukum tidak boleh pilih kasih. Aparat harus bekerja dengan integritas, bukan tunduk pada tekanan atau alasan teknis seperti ‘menunggu saksi ahli pidana’,” tegasnya.
Kini masyarakat menanti: apakah Polsek Semarang Barat akan segera bangun dari tidur panjangnya, atau terus bersembunyi di balik tumpukan birokrasi yang melelahkan?
Satu hal yang pasti: keadilan tak boleh ditunda,apalagi dikaburkan.
(Bersambung)
Reporter: Angger S || Editor: Redaksi JKI