Jakarta||Jejakkasusindonesianews.com, Ketua Umum Gabungan Wartawan Indonesia Satu (GAWARIS), Asep Suherman, S.H., mengecam keras tindakan kekerasan dan penganiayaan terhadap seorang wartawan yang terjadi di wilayah hukum Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Kapolres Majalengka, AKBP Willy Andrian, S.H., S.I.K., M.H., melalui Kanit Reskrim Polsek Sumberjaya, Endin, membenarkan bahwa kasus ini tengah ditangani. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa sejumlah saksi, dan mengumpulkan hasil visum. Laporan penganiayaan tersebut tercatat dalam LP/B/05/VI/2025/SPKT/POLSEK SUMBERJAYA/MAJALENGKA/POLDA JAWA BARAT.
Menurut informasi, insiden bermula saat seorang warga bernama Liman, yang didampingi RT dan RW, mencari telepon genggam yang diduga hilang di sekitar lokasi kejadian. Berdasarkan pelacakan GPS, ponsel tersebut terdeteksi tidak jauh dari lokasi Liman terjatuh saat mengendarai sepeda motor.
Namun, pada Jumat malam, 13 Juni 2025 sekitar pukul 23.00 WIB, Liman yang tengah menghadiri acara keluarga di sekitar lokasi, tiba-tiba dijemput paksa oleh sekelompok pemuda. Tanpa penjelasan atau mediasi, Liman langsung dianiaya secara brutal di halaman rumah salah seorang warga. Ia mengaku diserang lebih dari 10 orang dan mengalami luka di bagian kepala.
Menanggapi kejadian itu, Asep Suherman,yang akrab disapa “Komandan” dan juga purnawirawan TNI AD menyampaikan keprihatinan mendalam serta mengecam keras tindakan biadab tersebut.
“Kami mengutuk keras tindakan kekerasan ini. Ini bukan hanya serangan terhadap individu, tetapi juga bentuk nyata pelecehan terhadap kebebasan pers dan kemanusiaan,” tegas Asep dalam pernyataan resminya dari Kantor DPP GAWARIS di Jakarta.
Asep menegaskan bahwa GAWARIS akan mengawal penuh proses hukum hingga seluruh pelaku diadili secara adil dan transparan.
“Kami mendesak pihak kepolisian, khususnya Polsek Sumberjaya, untuk bertindak cepat dan tanpa pandang bulu. Negara ini berdiri atas hukum, bukan premanisme,” lanjutnya.
Menurut Asep, kasus ini telah menjadi perhatian serius kalangan jurnalis dari berbagai organisasi di seluruh Indonesia. GAWARIS bersama komunitas pers lainnya menyerukan penghentian praktik main hakim sendiri, terlebih jika ada dugaan campur tangan pihak-pihak tertentu.
“Kami mendukung penuh aparat penegak hukum untuk menindak tegas para pelaku dan menutup ruang bagi tindakan premanisme yang meresahkan dan mengancam kebebasan pers,” tandasnya.
Publik pun berharap agar para pelaku segera ditangkap dan diadili secara terbuka, demi tegaknya keadilan dan perlindungan bagi insan pers di Indonesia.
(Red)