JAKARTA / Jejakkasusindonesianews.com – Anggota DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15 dan alumni Lemhannas KSA XIII 2005, Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengajak Ikatan Keluarga Alumni (IKAL) Lemhannas memperkuat peran strategis dalam membangun ketahanan nasional menghadapi dinamika geopolitik global yang kian tidak menentu.
Menurut Bamsoet, tantangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, khususnya meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan dan Selat Taiwan, memberi implikasi langsung terhadap stabilitas regional serta jalur perdagangan Indonesia. Karena itu, ketahanan nasional menuntut kesiapan komprehensif, mulai dari kewaspadaan maritim di Natuna hingga tata kelola energi dan keamanan siber.
“IKAL Lemhannas harus memperkuat peran di tiga bidang prioritas, yakni keamanan maritim, ketahanan siber, serta transisi energi. Di tengah ketidakpastian global, IKAL Lemhannas harus hadir sebagai pemecah masalah yang menghubungkan kebijakan, teknologi, dan eksekusi lapangan,” ujar Bamsoet jelang Munas V IKAL Lemhannas 2025 di Gedung Pancagatra Lemhannas Jakarta, Sabtu (23/8/2025).
Ketua DPR RI ke-20 sekaligus Ketua Komisi III DPR RI ke-7 ini menambahkan, dinamika geopolitik juga berdampak pada perekonomian nasional. Inflasi Indonesia per Juli 2025 tercatat 2,37 persen (yoy), sementara cadangan devisa tetap terjaga di kisaran 152 miliar dolar AS. Pertumbuhan ekonomi tahun 2025 diproyeksikan sekitar 4,8 persen, ditopang kinerja ekspor 2024 yang mencapai 264,7 miliar dolar AS.
“Fondasi makro ini perlu dijaga dengan disiplin kebijakan, diversifikasi pasar, serta peningkatan nilai tambah industri nasional,” jelasnya.
Bamsoet yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia itu menekankan, ekonomi digital yang kini ditopang 221 juta pengguna internet harus diimbangi dengan literasi keamanan siber serta tata kelola data yang kuat.
“Skala ekonomi digital ini tidak boleh menjadi bumerang akibat lemahnya proteksi data dan maraknya misinformasi. Kita harus pastikan manfaatnya optimal bagi perekonomian Indonesia,” tegasnya.
Pada sektor pertahanan, Bamsoet menilai akselerasi modernisasi alutsista dan kesiapan operasi gabungan perlu terus dilakukan dengan memperhatikan kemampuan fiskal negara. Rencana pagu pertahanan 2025 sekitar Rp165,2 triliun, menurutnya, harus direncanakan dengan matang agar setiap rupiah mampu memperkuat ketahanan nasional.
“Penguatan patroli dan sensor maritim di perairan strategis menjadi salah satu prioritas. Di ranah keamanan siber, serangan ransomware yang melumpuhkan Pusat Data Nasional pada 2024 menjadi pengingat keras betapa rentannya sistem vital negara. Alumni Lemhannas, baik di pemerintahan, BUMN maupun swasta, harus ikut mengonsolidasikan standar keamanan siber, memperkuat respons insiden, serta membangun keandalan pusat data nasional,” pungkas Bamsoet.
[Rahma]