UNGARAN | JEJAKKASUSINDONESIANEWS.COM –Di tengah rimbunnya pepohonan dan tembok hijau yang mulai kusam, berdiri sebuah arca tua di Desa Langensari, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Arca tersebut kini nyaris terlupakan, meski masih menyimpan aura sakral dan nilai sejarah yang tinggi.[11/10]
Bagian tubuh arca sudah tak utuh, terkikis waktu dan cuaca. Namun, kain putih dan selendang kuning yang membalutnya menandakan masih adanya penghormatan dari warga sekitar. Sesaji sederhana berupa bunga, dupa, dan daun pisang tampak sesekali menghiasi pelatarannya — bukti bahwa masih ada tangan-tangan yang datang menghaturkan hormat.
Menurut warga, perawatan terhadap arca dilakukan secara swadaya dan tradisional, tanpa dukungan dari pemerintah daerah. Belum ada langkah konservasi formal dari Pemkab Semarang maupun Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) setempat untuk menjaga peninggalan tersebut.
“Biasanya kami hanya membersihkan area sekitar dan mengganti kain pembungkus. Arca ini dianggap keramat oleh sebagian warga,” ujar salah satu tokoh masyarakat.
Minimnya perhatian terhadap situs peninggalan seperti ini mencerminkan lemahnya kepedulian terhadap warisan arkeologis di tingkat desa, terutama yang belum ditetapkan sebagai Cagar Budaya atau Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB).
Sementara itu, pihak paguyuban reog di wilayah Langensari tengah berupaya mendorong pemerintah daerah agar memberikan perhatian lebih terhadap arca maupun situs bersejarah lain di kawasan tersebut.
“Warisan budaya seperti ini penting dilestarikan, tidak hanya untuk spiritualitas, tetapi juga potensi wisata budaya,” ungkap salah satu perwakilan paguyuban.
Diharapkan, pemerintah daerah dan instansi terkait dapat segera melakukan pendataan dan perawatan sederhana seperti pemasangan pelindung, papan informasi sejarah, serta pembersihan rutin agar situs ini tetap lestari dan layak dikunjungi.
Penulis : Nyoto S
Editor: Kang Adi